TES SKD dan SKB Kemenkumham
Proses Pembiasaan dengan Sistem Tes CAT (Cepat dan Tepat)
Setelah lolos seleksi administrasi, saya mengikuti tes SKD (Seleksi Kompetensi Dasar) di Semarang dan pada saat itu dilaksanakan di Ballroom Hotel MG Setos. Saya mengikuti tes seleksi di hari keenam sehingga sudah terdapat banyak perbaikan dalam hal ketepatan waktu pelaksanaan SKD dengan CAT (Computer Assisted Test). Pada hari pertama dan kedua SKD di Semarang terdapat beberapa kendala karena laptop yang bisa digunakan tidak memadai sehingga di hari ketiga dan selanjutnya diadakan perbaikan. Sehari sebelum saya mengikuti tes, terdapat seorang peserta yang melakukan kecurangan dengan membawa hp beserta headset yang ditaruh di balik kemeja yang dikenakan. Hal ini menjadikan proses pemeriksanaan di hari saya tes (hari ke-6) lebih diperketat.
“Pertanyakan pada dirimu apakah uang dari pekerjaan yang kamu raih dengan suatu kecurangan akan memberikan berkah kepada kehidupanmu.”
Sebelum memasuki ruang tes, para peserta harus datang 1,5 jam sebelumnya untuk registrasi, menitipkan tas, dan proses pemeriksaan. Proses yang memakan waktu lama ini tentu menuntut fisik yang prima dari peserta. Saat di ruang tes, peserta hanya diperbolehkan membawa diri, kartu peserta, dan KTP. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kecurangan yang dapat dilakukan oleh peserta tes. Saat memasuki ruang tes, peserta dihadapkan pada laptop, kertas buram, dan pensil. Waktu pengerjaan tes hanya 90 menit dan harus mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 100 soal. Seratus soal ini terdiri dari
TIU (Tes Intelejensia Umum)
Berisi soal verbal, hitungan, deret, bahasa Indonesia (kalimat utama, dll), logika/penalaran. Jawaban benar bernilai 5 dan salah bernilai 0.
TWK (Tes Wawasan Kebangsaan)
Berisi soal tentang Pancasila, UUD 45, dan Sejarah. Jawaban benar bernilai 5 dan salah bernilai 0.
TKP (Tes Karakter Pribadi)
Berisi pertanyaan tentang apa yang kita lakukan pada saat menghadapi berbagai kondisi. Jawaban paling ideal bernilai 5 dan poin lainnya bernilai 4,3,2,1.
Pertanyaan yang paling sulit terlupakan saat SKD Kemenkumham adalah pertanyaan mengenai Mengapa terjadi peristiwa Bandung Lautan Api? Soal ini menjadikanku menyesal karena tidak begitu mendengarkan pelajaran sejarah saat di bangku sekolah. Pengerjaan soal pada SKD ini sebenarnya tidak memerlukan SKS (sistem kebut semalam) karena terlalu banyak materi yang perlu dipelajari sehingga ingatan tentang berbagai pelajaran yang kita pelajari saat di bangku sekolah sangat menentukan keberhasilan pengerjaan SKD.
Kunci sukses dari pengerjaan seratus soal ini adalah jangan berpikir dan terhenti di satu soal dalam waktu lama. Kesalahan dalam pengerjaan soal saat SKD Kemenkumham yang kulakukan adalah terhenti di beberapa nomor sehingga saat waktu tinggal beberapa menit saja, masih ada 8 soal yang sebenarnya bisa dikerjakan namun membutuhkan waktu (soal Bahasa Indonesia megenai kalimat utama dan soal deret).
“Terlalu tepaku dalam satu perihal menjadikan tidak terselesaikannya pekerjaan lain yang sebenarnya dapat terselesaikan”
Nilai saat SKD yang minimalis menjadikanku dapat mengikuti SKB Kemenkumham yang terdiri dari SKB (Seleksi Kompetesi Bidang) dengan CAT yang berisikan soal mengenai Kemenkumham dan Analis Keimigrasian. Pertanyaan yang paling kuingat berkaitan dengan berapa jumlah bab dalam UU tentang Keimigrasian. Saat itu aku hanya menghafalkan substansi peraturan, tidak sampai menghafalkan jumlah bab, pasal, dll.
Selain SKB dengan CAT, tedapat tes wawancara dan khusus untuk pendaftar formasi analis keimigrasian terdapat pengukuran tinggi badan. Tes wawancara ini bertepatan tanggalnya dengan tes SKD Kementerian PUPR.
Pada saat wawancara Kemenkumham terdapat dua pewawancara yang lebih mendalami motivasi untuk menjadi PNS dan perjuangan saat tes CPNS. Pertanyaan tidak ada yang menyangkut substansi jabatan yang dilamar.
Setelah menjalani serangkaian seleksi CPNS Kemenkumham, saya dinyatakan BELUM BERHASIL.
Ketika mencoba, terdapat peluang berhasil dan belum berhasil
Ketika tidak mencoba, hanya terdapat peluang GAGAL